JAKARTA, Invasi Israel ke Gaza, Palestina menghancurkan aset-aset penting seperti Rumah Sakit yang berada di kawasan Gaza, tanpa pandang bulu serta tidak menghiraukan sisi kemanusiaan maupun hukum Internasional.
"Konflik Israel-Palestina sudah tidak menghiraukan nilai-nilai kemanusiaan, bukan hanya warga sipil namun juga mensasar fasilitas yang harus terlindungi dari bagian Perang seperti Rumah Sakit dan pemukiman penduduk. Konflik ini bukan hanya semata agama, namun sudah menjadi ranah kemanusiaan yang harus kita dorong untuk membantu rakyat Palestina", kata GM Komunikasi & Aliansi Strategis Dompet Dhuafa, Haryo Mojopahit pada diskusi publik, di Jakarta, Kamis (19/10/2023).
“Serangan Hamas itu kita harus lihat akar nya lebih dulu. Dunia sudah terlalu lama diam, atas yang terjadi di Gaza. Yang terjadi di Gaza itu bukan perang semata, yang terjadi di sana itu genosida. Israel kapan saja berhak untuk menyerang tanpa nunggu syarat. Perang pun harus ada syarat, yang terjadi di sana itu tidak ada aturan. Seperti rumah sakit. Israel itu ingin mematikan segalanya tanpa memandang bulu”, terang Subroto Kardjo selaku Redaktur Pelaksana Pengembangan Ekosistem Republika.
“Jadi ini bukan perang agama, mari kita tingkatkan solidaritas bentuknya harus aksi seperti boikot perusahaan-perusahaan besar, karena suplay pendanaan untuk Israel bisa dari hal tesebut. Pemerintah juga harus berani mengambil langkah lebih tegas atas konflik yang terjadi di Palestina”, tambah Subroto.
Lebih dari 4.000 orang tewas, 1.000 Warga Gaza hilang tertimbun puing, sejak gempuran pertama Hamas dibalas Israel pada Sabtu 7 Oktober 2023 dengan pengemboman.
Pembukaan jalur bantuan kemanusiaan merupakan hal positif, dapat menjadi celah dukungan kemanusiaan dalam menyalurkan bantuan bagi warga Palestina. Posisi Indonesia di kancah dunia, diharapkan dapat menyuarakan keadilan bagi Palestina. (AA)